10/09/12

Dandelion

Dia sangat indah, sedikit demi sedikit angin menyapu tubuhnya yang rapuh. Memang dia tidak terlihat kokoh seperti bunga matahari yang selalu menantang terik matahari tiap paginya. Dia tidak setegar kaktus yang mampu bertahan hidup tanpa air di tengah gurun pasir. Dia juga tidak secantik bunga mawar putih yang mampu memanjakan setiap mata yang memandangnya. Hanya ada satu warna dalam keindahannya, warna yang melambangkan kesucian, kejernihan, dan kepasrahan. hanya dengan warna itulah dia mampu memancarkan keindahan yang luar biasa.

Dia memang tidak pernah terlihat menampakkan bentuknya yang sesungguhnya indah, dia senantiasa hidup di tengah ilalang yang mungkin banyak orang mengabaikannya. Dengan sayup sayup angin, terlihat menari-nari di tengah ilalang. tubuhnya begitu rapuh sehingga dengan sedikit menyentuhnya dia akan jatuh, dan hilanglah sudah keindahannya.

Dia senantiasa setia mengikuti arah angin membawanya pergi, tanpa ada yang tahu kemana angin akan membawanya. dia hanya bisa berserah, karena dia tidak mampu untuk melawan arah angin. sekuat tenaga dia melawannya semakin kerapuhan yang akan terpancar dari dirinya.

Tak banyak orang tahu keindahan yang sesungguhnya terpancar dari kerapuhannya. dibalik kerapuhannya, dia menyimpan kesetiaan yang luar biasa. dia melakukannya karena kesetiaan yang membuatnya ikhlas untuk melepaskan kelopaknya yang tertiup angin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar