01/09/12

Bayangan Kebahagiaan

Ketika rasa takut itu kembali muncul. Ketika aku mencoba menjadikan kehidupanku sebahagia dulu. Namun rasa takut itu membayangi lagi. Dalam hitungan hari Allah membuatku sangat bahagia bisa mengenalnya, aku selalu mencoba untuk seutuhnya tidak memberikan hatiku untuknya. Tapi entah mengapa, aku orang yang mudah sekali mengagumi seseorang, sekali ada sifatnya yang membuatku luluh, aku bisa dengan mudahnya menyematkan hatiku untuknya.
Jika Allah tidak ingin membiarkanku bahagia dengannya, mengapa Dia memberiku rasa sayang itu untuknya. Jika semua tak harus berakhir indah, mengapa harus berawal indah dan hanya dalam waktu yang singkat saja. Apa yang bisa kuperbuat ?
Pergiii ?
Berpura-pura selalu kuat dengan segala kesakitanku ?
Atau memiilih untuk meninggalkannya,  agar dia tidak membuatku menangis lagi
Tapi mengapa jika harus berakhir begini,  harus ada bayangan kebahagiaan yang ketika aku berusaha meraihnya itu tidak nyata. Bayangan yang kutakutkan akan hilang suatu ketika nanti, bayangan yang ketika ku nantii tak kunjung menjadi sesuatu yang nyata.
Apa yang seharusnya terjadi ?
Kesakitan terus menerus ?
Atau Allah sudah memiliki rencaana indah nanti ?
Sampa kapann aku menanti rencana indah itu datang untukku ?
Harus berapa tetes air mata yang jatuh untuk menanti bayangan kebahagiaan itu jadi nyata ?

Ketakutan baru muncul kembali, ketika seseoang di masa lalunya memberi harapan baru.
Aku memang baru di kehidupannya, bukan dia yang sudah lama mengenalnya
Sudah lama tahu siapa dia ?
Sudah lama mendapat sayang darinya.
Bukan aku yang baru muncul, seolah hanya sebagai pelampiasan untuknya
Pelampiasan kesendirian untuknya,
Bisakah aku bertahan ?
Pergiii dengan perlahan ?
Atau diam, seolah tak pernah tau apa yang sebenarnya terjadi ?
langkahkanlah raga ini ke arah yang benar. Tuntunlah hatiku menanti bayangan kebahagiaan itu jadi kebahagiaan yang hakiki, sekalipun harus semakin banyak air mata yang harus menetes membasahi pipi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar