30/10/10

Seandainya Cinta Tak Datang Terlambat (Eps 1)

Awal tahun ajaran baru. Banyak siswa-siswi baru tampak memasuki salah satu SMA negeri favorit di Surabaya. Tak terkecuali sepasang sahabat yg harap-harap cemas menunggu pembagian kelas. Setelah salah satu guru tampak menempelkan beberapa kertas di Aula. Kedua sahabat tersebut terlihat begitu bergembira
“aaa…aaa… ya ampun!! Tita…!! Kita sekelas.” Ucap seorang cewek dengan rambut tergerai bebas sambil memeluk sahabatnya tersebut.
“iya san, gila gue nggak nyangka kita sekelas. Setelah kita ujian bareng n lulus, sama-sama mengerahkan kemampuan kita buat bisa masuk SMA ini, dan kita keterima. Ditambah lagi kita masuk di kelas yang sama. Ya ampun!! Gue seneng banget.” jawab cewek yg dipeluknya
“ehm.. mulai saat ini kita harus berjuang dari nol lagi!!” ucap cewek yang ternyata bernama Sandra itu pada sahabatnya Tita.
“SEMANGAT!!!!” balas tita nggak kalah heboh.
Kegilaan mereka ternyata menarik perhatian seorang cowok yang berada tak jauh dari mereka. Dia sibuk menatap Sandra dengan keceriaannya. Hingga dia tersadar oleh teguran cowok disampingnya.
“ngeliatin apaan sich ka. Serius banget!! Sampe ga kedip gitu.” Ucap seorang cowok yang sibuk merapikan bajunya.
“ngeliatin apaan, kagak ngeliatin apa apa koq.” Jawab cowok yang ternyata bernama Raka itu membela diri.
“udah dech nggak usah nge’les, jelas-jelas lo ngeliatin Sandra sampe mata lo kering.” Goda Dico sahabat raka nggak mau kalah.
“ooo… jadi namanya Sandra.” Balas raka yang masih tertegun menatap Sandra.
“tuch kan bener gue bilang, makanya jangan coba-coba bohong ma Dico.” Sambil menepuk pundak sahabatnya.
“ kenapa?? Lo suka ma Dia??” lanjut Dico
“sotoy lo ah!! Mending anterin gue ke kemar mandi, udah kebelet nich.” Pinta raka mengalihkan pembicaraan.
Hari-hari semakin berlalu, sudah lama waktu berselang raka tak henti-hentinya memperhatikan Sandra gadis pujaannya tersebut. Hingga suatu ketika Raka melihat Sandra ngobrol dengan cowok lain, Raka merasa hatinya sakit. Raka sadar bahwa dia benar-benar jatuh cinta pada Sandra. Raka cemburu! Dico merasa ada hal yang ganjil terjadi pada diri Raka.
“kenapa bro!! ngelamun nggak jelas, ntar kalo lo kesambet, gue juga yang repot!! Sindir Dico
“kagak bawel, gue fine koq!!”jawab Raka tak bersemangat.
“ciri-ciri orang patah hati. Satu, suka ngelamun nggak jelas. Dua, bawaannya males ngapa-ngapain. Ti..ti..”
Belum sempet dico melanjutkan perkataannya, Raka memotong ceramah dico.
“enak aja!! Gue kagak patah hati Mr. Sotoy, sembarangan lo!!” ucap Raka dengan intonasi tinggi.
“tiga, suka marah-marah nggak jelas. Kaya’ lo gini dech.” Sindir Dico melanjutkan ceramahnya tadi.
“sok tauuu!!” teriak raka.
“keliatan kali bro, orang dari tiga ciri-ciri orang patah hati yang gue sebutin tadi, ketiga-tiganya ada di elo. Biar gue tebak dech, gara-gara si Sandra ngobrol ma Afan?” tebak Dico.
“Afan…? Siapa Afan?” jawab Raka bingung
“tuch si jago matematika, yang barusan ngobrol ma Sandra. Udah cakep, pinter lagi!!” Dico memanas-manasi. “eitz… jangan emosi dulu, si Afan tergolong cowok yang anti cewek, kesempatan lo buat deketin Sandra masih terbuka lebar.” Lanjut Dico memberi semangat.
“dasar Mr sok tau!! Siapa juga yang suka ma Sandra” balas Raka mengelak
‘mo sampe kapan lo bohongin diri lo sendiri, lama kelamaan gue jengkel ngadepin lo ka. Gue pikir lo bakal jujur ma gue. Tapi gue tunggu-tungu lo nggak mo ngaku juga” ucap Dico panjang lebar
“nggak tau dech co, gue juga bingung ma perasaan gue sendiri”
“kalo lo suka. Kejar donk!! Kalo Cuma ngeliatin dari jauh semua orang juga bisa. buat gue, tuch sikap seorang pecundang. Gimana tuch cewek bisa tau lo suka ma dia kalo lo ga bertindak apa-apa, yang ada cinta lo nggak kesampe’an, trus patah hati dech.” Dico meluapkan uneg-unegnya.
“…” Raka tidak berkomentar
“gue saranin lo mulai deketin dia. ajak kenalan kek, minta no ponselnya, Tanya dimana rumahnya, trus nunggu moment yang tepat buat ngajak dia jalan. Itu sich kalo lo nggak mau di cap seorang pecundang.” Dico memberi saran
“…” Raka masih terdiam dan tampak memikirkan sesuatu.

Di Sore hari, tampak beberapa siswa memasuki SMA yang begitu mewah. Mereka rela meluangkan waktu istirahatnya untuk menyalurkan bakat dan hobynya mengikuti ekstrakurikuler. Tak terkecuali Sandra dan Tita, kedua sahabat yang mengikuti ekstrakurikuler EC (English Club). Sore ini Sandra terpaksa pulang terlambat karena EC akan mengadakan acara untuk memperingati hari jadi EC yang ke-5. Sandra sebagai salah satu pengurus harus bertanggungjawab atas diselenggarakannya acara ini. Berbeda dengan Tita, Tita harus izin pulang lebih awal karna ada acara keluarga mendadak. Sehingga mau tidak mau Sandra harus pulang sendiri. Saat hendak meninggalkan Camp EC, terdengar suara seorang cowok memanggilnya, Sandra langsung menengok kebelakang.
“hai… Sandra…!!” ucap cowok itu terengah-engah
“hai… ehm… siapa ya??” Tanya Sandra bingung
“kenalin, gu… gue Raka.” Raka memperkenalkan diri
“ooo… ada perlu apa?” ucap Sandra tak berekspresi
“oh enggak, ngomong-ngomong mo pulang nie?” Tanya Raka ragu-ragu
“iya… emang kenapa?” jawab Sandra percaya diri
“mo gue anterin pulang” ajak Raka
“oh nggak usah makasih…” jawab Sandra singkat dan meninggalkan Raka.
“…” Raka terdiam dan menatap punggung Sandra yang mulai menjauh.
Setelah beberapa hari berselang, Raka melihat Sandra dijemput oleh seorang cowok yang mengendarai mobil CR-V warna hitam. Terlihat Sandra asyik ngobrol dengan cowok disampingnya itu. Perasaan Raka saat itu campur aduk, cemburu, sakit hati, dan marah. Keesokan harinya, tanpa berpikir panjang, saat pulang sekolah raka nekat menunggu Sandra. Dan terjadilah hal yang tak terduga.
“Sandra!! Gue mo ngomong sama lo…” ucap Raka dengan emosi yang tak terkendali, dan menarik tangan Sandra secara paksa.
“ eh… apa-apaan nie!!!” teriak Sandra dan berusaha melepaskan genggaman Raka yang semakin kuat menariknya.

To Be Continue