22/09/12

Pengosongan Hati

Ketika hati, yang pernah terisi kini harus dalam keadaan kosong. Tentu bukan hal yang mudah untuk mengosongkan hati yang cukup lama telah terisi oleh seseorang. Namun bukan berarti hati itu tidak dapat benar-benar kosong, karena mau sampai kapan kita membiarkan hati kita dalam keadaan isi namun kita tidak bisa memilikinya.

Proses pengosongan hati itu tidak semudah mengosongkan secangkir teh hangat. Bukan dengan hanya menuangkannya, meneguk air tehnya ataupun dengan hanya membuangnya di tempat sampah begitu saja. Jika dalam beberapa waktu kita terlalu terbiasa dengan keadaan hati kita terisi olehnya, mulai saat ini, belajarlah untuk mengosongkannya sedikit demi sedikit. Mustahil jika dalam seketika kau berhasil mengosongkan hatimu, dan mengisinya dengan yang baru. Namun hal ini pengecualian bagi mereka yang tidak memberikan ketulusan dalam menyayangi. Mungkin dengan mudahnya mereka melupakan dan membuang rasa sayang, tapi suatu saat mereka akan mengerti, jika ketulusan dalam menyayangi adalah isi dari sebuah hati yang sangat berharga.

Bukan dalam hitungan waktu kau mampu mengosongkan hatimu, melainkan dengan sekeras apa kau mampu melepaskan isi hatimu dengan ikhlas. Biarkan dia sebebas merpati yang keluar dari sangkar yang membelenggu.

17/09/12

K Will - Love is Punishment (English)

I should have not looked at you
I should have lived in another world
If I lived without knowing you
I wouldn't have known this pain

Even though everyday I erase you
Even though every day I throw you away
My heart has already hidden you inside
And is not willing to let go, calling that love...

I believed love was happiness
Love that can't be spoken is a punishment from the heavens
My heart hurts every time I love you
Because you live, wiping away your tears

I have forgotten that you are my punishment
My lips have forgotten you too
I'm only scared that
I might get drunk and tell you that I love you

I believed love was happiness
Love that can't be spoken is a punishment from the heavens
My heart hurts every time I love you
Because you live, wiping away your tears

Should I love in my dreams
As I cry and cry again
And fall asleep in tears
It's always the same after I wake up

I love you, I love you like this
Without anyone knowing, at a place where you aren't there, I'll say I love you
For the fear that you may run after hearing it
I love you without anyone knowing it...

16/09/12

Kepada Kau yang Menjadi Alasanku Menangis


Hai, bagaimana kabarmu?

Aku masih sama seperti sebelumnya, mengingatmu dan menangis karenamu. Bisakah kau membantuku sejenak saja pergi dari pikiranku. Sejenak saja, biarkan aku bernafas tanpa memikirkanmu. Agar aku terbiasa tidak mengingatmu lagi. Karena hari-hari berikutnya, aku harus terus menjalani kepalsuan duniawi ini tanpa kehadiranmu. Apa kau tahu, sekalipun aku mencoba mengubur kenangan kita. Menutup akses untuk mengetahui semua hal tentangmu, aku masih tetap mengingatmu. Entahlah, ini penyakit jenis apa. Namun jika aku boleh meminta agar semuanya ini terlepas dari diriku.
Dan lagi, seketika aku menangis...

Iya, mungkin karena kecenderunganku adalah sosok yang lemah, sekalipun kau menganggapku wanita kuat. Itu karena aku tidak pernah menunjukan serapuh apa pertahananku ketika aku harus menghadapimu. Aku kira dengan melupakanmu, aku akan berhenti meneteskan air mata. Namun aku salah, semakin aku mencoba melupakanmu, semakin aku terjebak dalam kerisauan melangkahkan kaki. Aku hanya bisa terdiam, tidak berani melangkahkan kakiku sendiri tanpa kau disampingku. Justru aku masih sering menengok kebelakang, dan melihatmu masih ditempat yang sama. Dan masih dengan senyuman itu, senyuman yang tidak asing bagiku. Ternyata aku tidak mampu membohongi diriku sendiri, aku semakin terluka melihatmu bahagia bukan karenaku. Tapi aku tidak boleh egois. Itu hakmu untuk bahagia. Itu pilihanmu untuk tersenyum bukan karenaku.
Kini, semua tinggal sepenggal kisah lalu. Hanya untuk dikenang, dalam hampanya kehidupan baru. Dulu, terlalu banyak tetes air mata yang telah kau sepelekan. Sebenarnya aku tidak pernah meminta mataku ini meneteskan butiran butiran air. Namun hatiku tidak mampu menahannya sendirian, hatiku meminta mata ini untuk berbagi rasa, berbagi kesakitan, dan juga berbagi semua hal yang sebenarnya ingin ku ungkapkan padamu. 

Kepada kau yang menjadi alasanku menangis...

Aku tidak akan menjadi sosok yang pernah kau kenal dulu. Aku akan menjadi sosok baru. Dengan waktu yang senantiasa mendampingiku. Waktu yang setia menghapus sedikit demi sedikit memoriku yang terisi olehmu.

15/09/12

Edelweiss

konon, banyak orang berpendapat edelweiss adalah simbol keabadian, keabadian yang hakiki. bunga ini tidak mudah untuk kita peroleh, dia hanya bisa tumbuh beberapa bulan saja. tidak sama dengan kebanyakan bunga lainnya. namun, tidakkah kau lihat dia begitu indah. ditengah hamparan tanah yang kecokelatan, dia seolah rintik salju yang terlihat cantik. dia memang tidak mampu bertahan lama, namun dia bunga keabadian.
seolah kasih sayang, mungkin dia tidak dapat bertahan cukup lama. namun kasih sayang akan selalu memprasasti pada setiap makhluk yang merasakannya. kasih sayang memang tidak dapat dibeli oleh apapun, dia datang dengan sendirinya tanpa sepengetahuan kita. kita pasti tidak dengan mudah memperolehnya, dan ketika kita memperolehnya, pertahankanlah. semampumu. jadikan dia keabadianmu. kasih sayang itu akan dengan sendirinya terpancar indah, layaknya bunga edelweiss ditengah hamparan tanah. seolah salju yang turun di musim semi. menyejukan. menentramkan hati.

konon, kasih sayang itu adalah hal hakiki. dan untuk menghapuskannya tidak hanya dengan menggoreskan karet penghapus begitu saja. tidak hanya membiarkannya hilang tertiup angin. atau tidak hanya dengan membiarkannya tersapu ombak. sekali dia sudah terprasasti, maka selamanya dia akan tetap tinggal. entah di sudut ruang hati yang mana. rasa sayang pasti masih ada sekalipun dikecewakan. seperti edelweiss, kasih sayang itu abadi.

Seandainya Kita Tidak Punya Hati

Bagaimana jika kita terlahir tanpa hati dan perasaan. Adakah rasa sayang, cinta, ataupun kepedulian dalam diri kita. Itu jelas mustahil.

Bagaimana jika kita terlahir tanpa hati dan perasaan. Akankan airmata terlahir. Akankan rasa cemburu bisa hadir dalam kehidupan ini. 

Terkadang jika kita mau mengedepankan ego kita, mungkin kita lebih memilih untuk tidak memiliki hati karena kita terlalu sering terluka. Karena kita terlalu sering meneteskan airmata yang disepelekan banyak orang.
Namun, ketahuilah. Tuhan yang menciptakan kita dengan hati bukan tanpa maksud. Tuhan telah menganugerahi kita  hal yang tidak bisa tergantikan oleh apapun. Karena hati bekerja dengan sendirinya. Tanpa ada yang meminta. Hati membantu kita untuk melengkapi logika kehidupan. Memang terkadang mereka tidak bisa dihadapkan dalam hal yang sama.

Terkadang dalam permasalahan, bagi kaum hawa. Hati menjadi salah satu senjata untuk menjalankan pemikiran kita dalam menyelesaikan masalah. Sehingga tidak sedikit kaum hawa mencampur adukan emosi dan perasaannya dan bukan hal asing lagi jika sosok sok tegar ini meneteskan airmata. Mungkin tidak sedikit pula sebagian dari wanita berpikiran, bagaimana jika aku tidak memiliki hati ? mungkin kita tidak akan terlalu sakit menghadapi suatu permasalahaan, mungkin kita tidak akan terlalu menyayangi seseorang, bahkan mungkin kita tidak akan terlalu terluka jika kita dikecewakan. Itu mungkin sedikit pemikiran singkat jika kita tidak memiliki hati.

Namun, pernahkah kalian berfikir, kelak kalian akan menjadi ibu adi anak-anakmu. Menjadi istri dari suamimu. Tanpa hati, kesabaran dalam menjalani hidup pasti tidak akan kau dapatkan. Banyangkan jika kehidupan ini tanpa keselarasan. Dunia ini pasti menjadi skenario sandiwara yang tiada ujung. Tuhan menganugerahi kita hati untuk saling menyayangi satu sama lain, untuk Saling mencintai satu sama lain, untuk saling mengerti dan memahami satu sama lain. Untuk saling menghargai kepedulian satu sama lain. Bukan untuk saling melukai, bukan untuk menorehkan kepedihan satu sama lain. Syukurilah, jika Tuhan masih menganugerahimu hati. Karena Dia sangat menyayangi makhlukNya ini.

Tommy Page - A Shoulder to Cry On

Life is full of lots of up and downs,
But the distance feels further,
When it's headed for the ground,
And there's nothing more painful,
Than to let your feeling take,
You down.

It's so hard to know,
The way you feel inside,
When there's many thoughts,
And feeling that you hide,
But you might feel better,
If you let me walk with you,
By your side,

And when you need,
A shoulder to cry on,
When you need,
A friend to rely on,
And when the whole world is gone,
You won't be alone,
Cause i'll be there,
I'll be your shoulder to cry on,
I'll be there,
I'll be yur friend to rely on,
When the whole world is gone,
You won't be alone cause i'll be there,

All of the times,
When everything is wrong,
And you're feeling like,
There's no use going on,
You can't give it up,
I'll help you work it out,
And carry on,

Side by side,
With you till the end,
I'll always be the one to firmly hold your hand,
No matter what there said or done,
Our love will always continue on,

Everyone needs a shoulder to cry on,
Everyone needs a friend to rely on,
When the whole world is gone,
You won't be alone,
Cause i'll be there,
I'll be your shoulder to cry on,
I'll be there,
I'll be your friend to rely on,
When the whole world is gone
You won't be alone,
Cause i'll be there,
You have my shoulder to cry on,
I'll be there
I'll be the one to rely on,
When the whole world is gone,
You won't be alone,
Cause i'll be there,

And when the whole world is gone,
You always have my shoulder to cry on.

10/09/12

Sepi dibalik Topeng Senyuman

Malam beserta ribuan ornamen langit, menjadi saksi bahwa ini keadaan yang menjenuhkan. Aku masih terdiam dalam luka yang masih menganga. belum sedikitpun aku mampu mengobatinya. rasa takut, khawatir terus menyergap malam yang cukup dingin ini. Aku disini kesepian. semakin malam aku semakin kesepian.
dengan sangat lihai aku mengenakan topeng yang menunjukan seolah aku tidak merasa kesepian. sejauh ini memang berhasil, namun ternyata ini melukai diriku sendiri. bersandiwara dibalik rasa sunyi yang sesungguhnya bersahabat denganku.

Bintang dan Bulan yang tahu bahwa malam ini aku bercerita sesuatu tentangnya. Namun aku rasa dia tidak melakukan hal yang sama untukku. Aku disini kesepian menantinya, semakin sepi sendiri. Aku memang tidak pernah bisa berbohong pada bintang, dia tahu dalam senyum aku menyimpan banyak kegelisahan. seandainya bintang mampu menyampaikan isi hatiku padanya. aku ingin meminta tolong padanya. karna aku hanya mampu menunjukan senyum ini kepadanya.

Aku tidak pernah tahu sampai kapan sandiwara ini berujung. namun aku rasa topeng senyum ini masih nyaman melekat dalam kehidupanku. iyaa, masih melekat dibalik kesunyian hati.

Dandelion

Dia sangat indah, sedikit demi sedikit angin menyapu tubuhnya yang rapuh. Memang dia tidak terlihat kokoh seperti bunga matahari yang selalu menantang terik matahari tiap paginya. Dia tidak setegar kaktus yang mampu bertahan hidup tanpa air di tengah gurun pasir. Dia juga tidak secantik bunga mawar putih yang mampu memanjakan setiap mata yang memandangnya. Hanya ada satu warna dalam keindahannya, warna yang melambangkan kesucian, kejernihan, dan kepasrahan. hanya dengan warna itulah dia mampu memancarkan keindahan yang luar biasa.

Dia memang tidak pernah terlihat menampakkan bentuknya yang sesungguhnya indah, dia senantiasa hidup di tengah ilalang yang mungkin banyak orang mengabaikannya. Dengan sayup sayup angin, terlihat menari-nari di tengah ilalang. tubuhnya begitu rapuh sehingga dengan sedikit menyentuhnya dia akan jatuh, dan hilanglah sudah keindahannya.

Dia senantiasa setia mengikuti arah angin membawanya pergi, tanpa ada yang tahu kemana angin akan membawanya. dia hanya bisa berserah, karena dia tidak mampu untuk melawan arah angin. sekuat tenaga dia melawannya semakin kerapuhan yang akan terpancar dari dirinya.

Tak banyak orang tahu keindahan yang sesungguhnya terpancar dari kerapuhannya. dibalik kerapuhannya, dia menyimpan kesetiaan yang luar biasa. dia melakukannya karena kesetiaan yang membuatnya ikhlas untuk melepaskan kelopaknya yang tertiup angin. 

Bondan Prakoso & Fade 2 Black - Tak Sempurna

Ku kagumi kelemahanmu
Ku cintai semua kekuranganmu
Itu bagiku indah, kau yang tak sempurna

Saat senja datang gantikan siang
Mereka bilang kau malam tanpa bulan
Beda, tak sama, kau yang tak sempurna
Bagiku kau segalanya, murni estetika
Apa yang kau tanam itu yang kau petik
Apa yang kau jalani selalu beri yang terbaik
Impian tentang kau yang tak berbatas
Jauh dari sempurna tapi membekas
Silahkan jadi hakim tuk semua perkara
Keterbatasan ini tulus jalankan cinta
Terhina dalam hati, tersudut karena beda
Kau sosok tak sempurna tapi bermakna

Ku kagumi kelemahanmu
Ku cintai semua kekuranganmu
Itu bagiku indah, kau yang tak sempurna

Serupa bunga tanpa mahkota
Seperti air mineral tanpa O2
Ku telah jauh kembali susunan alam
Menggali artifakmu lebih mendalam
Karena satu untuk alasan walau itu buruk
Ku cinta semua walaupun kau tak berbentuk
Aku seperti plato dalam pemahaman
Dunia indrawi bukan bentuk keindahan
Mungkin kau mengerti, mungkin kau tidak
Masa lalumu seperti gading yang bisa retak
Mungkin kau sadari, mungkin kau tidak
Tapi ku yakin kau tetap yang sempurna

Meski lemah kau tetap hal yang terindah
Kau yang terindah
Meski rapuh kau tetap hal yang terindah
Kau yang tak sempurna 
Ku kagumi kelemahanmu
Ku cintai semua kekuranganmu
Itu bagiku indah, kau yang tak sempurna

Download Lagu disini (klik)

08/09/12

Ketika Aku Menyerah

aku terdiam, mencoba memahami isi hatiku sebenarnya. aku mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya aku inginkan saat ini. mungkin dirasa cukup egois, namun aku seperti ini hanya ingin berusaha melindungi diriku sendiri agar tidak semakin terluka. sebenarnya, aku ingin kau memahamiku tanpa harus aku mengucapkan keinginanku, tanpa harus menjelaskan sesuatu yang menurutku sulit untuk ku ungkapkan. aku hanya bisa menyimpannya rapat-rapat, dan merahasiakannya darimu. 

memang bukan hal yang mudah memendam semuanya, tapi buatku ini yang harus aku lakukan untuk membuatmu menyimpulkan segala hal tentangku. aku rela menerima segala tuduhanmu terhadapku. asal kau berjanji akan bahagia. dalam diamku, aku tidak pernah berhenti bersenandung dalam doa, untukmu. agar kau selalu baik-baik saja. aku tidak tahu apakah kau juga demikian terhadapku. terkadang aku terlalu lelah, jika pikiranku hanya tertuju pada sosokmu. yang aku takutkan, kau justru tidak pernah mengingatku sedikitpun. bukankah itu tidak adil. bukankan itu semakin membuatku terluka. 

sebenarnya aku tidak ingin tahu menahu tentangmu, namun mau tidak mau saosokmu selalu menggerogoti pikiranku hingga mengabaikan semuanya. entahlah, aku tidak mengerti mengapa aku sebegitu gila mengingatmu. aku tahu ini memang kehendak sang Maha Kuasa, jika aku mengelakpun itu jelas tidak mungkin. hanya bisa menjalaninya seperti skenario yang telah Dia buat untukku. menyakitkan itu pasti. ketika aku diampun air mataku dengan sendirinya menetes tanpa aku bisa mengendalikannya.

aku terluka, apakah kau tahu itu?
rasanya sungguh menyakitkan, tapi apakah ini membuatmu bahagia ?
jika iya jawabannya, aku akan merelakan hatiku terluka. maafkan aku. karena aku tidak bisa menjadi sesorang yang kau inginkan.

aku ingin kau merenung dalam diam, mengingatku sedikit saja. hanya sedikit dan sejenak diantara waktumu yang mungkin terisi tanpa aku. aku ingin kau mengingatku sebagai sosok yang selalu menyayangimu. yang selalu mendoakanmu. dan sosok yang menjadikanmu satu-satunya alasan aku menangis.

07/09/12

Secarik Rindu

aku rasa ini adalah rindu.
ketika hanya kau seorang yang aku inginkan hadir di sampingku. sekarang. tidak untuk nanti.
memang sakit, menghadapi kenyataan yang jauh dari harapan. rindu ada ketika jarak membentang. tanpa jarak, rindu tidak akan tercipta, dan tidak akan membuat kita tersiksa. aku pernah membaca salah satu Quotes dari sujiwo tedjo, beliau bercerita secara ringkas.
"Puncak rindu yang paling dasyat itu ketika dua orang tidak saling telepon, SMS, atau BBM. namun keduanya diam-diam saling mendoakan"
luar biasa sekali. dari sini aku semakin paham jika rindu tidak harus kita ucapkan. sakit sihhh.. tapi jika diucapakan membuat kita semakin sakit, untuk apa kita bersusah payah menjelaskan jika kita rindu.

memendam rindu bukan perkara mudah, sejauh apapun kita berupaya menyibukan diri, ketika waktu luang pun rindu sering kali menyergap diam-diam. memang ini perasaan yang ada dengan sendirinya, bukan kita yang memintanya.

tanpa sepengetahuanmu, rindu selalu didampingi oleh rasa sabar. semua memang sudah dalam porsinya. sudah berjalan secara beriringan. tanpa sabar, ego kita akan mengalahkannya. rasa marah dan emosi akan ikut andil didalamnya. maka dari itu sabar sebagai cara menghadapi rindu.

dalam diam, aku selalu mendoakan orang-orang yang sedang aku rindukan. dengan begitu aku sedang menggapai puncak rasa rindu yang dasyat.

Quotes Part 2

share part ke dua nie, Look :)

  • janganlah mencoba untuk mempercepat apa yang Allah lambatkan, dan memperlambat apa yang Allah cepatkan. Allah sudah mengaturnya sesuai porsinya sedemikian rupa. janji Allah, semua indah pada waktunya.
  • sabar + ikhlas = insyaAllah Happiness
  • karna aku tidak mampu lebih lama lagi berpura-pura baik-baik saja.
  • Me + Allah Azza Wa Jalla  = Enough
  • jika menyayangimu menjadi beban buatmu, maka melepaskanmu adalah hal terbaik yang bisa ku lakukan.
  • Waktu tidak akan berhenti untuk menunggumu, beranjaklah.
  • Hidup sangat jelas berawal dari mimpimu. jadi setinggi apapun mimpimu yakinlah bahwa kau akan menggapainya.
  • Allah tidak pernah tidur, yakinkanlah dirimu bahwa setiap doa yang terucap akan di ijabahi olehNya.
  • Air mata itu, kebahagiaan yang tertunda.
  •  My Heart is Hurt, but i'll Keep You Inside it.
  • Doa adalah, curahan hati kepada Sang Pencipta ketika tidak ada seorangpun yang mempedulikanmu.
To Be Continue



Chiisana Tenohira (Indonesian)


Tubuhku memahami hatiku lebih baik daripada diriku
Ketika aku gugup keringat akan mengalir deras ke bawah telapak tanganku
Setiap saat, aku bertanya-tanya,dan menggeram dalam air mata yang seharusnya berhenti
Itu mengajariku tentang apa yang disebut menyesali kesedihan

Aku telah memasukkan kata-kata harapan kedalam tas-tas ku untuk menghentikan perjalanan
Dalam perjalanan pulang, kau menghentikanku
Saat itu juga, ketika aku tidak bisa memilih kata yang tepat
Kau memelukku erat tanpa berkata apa-apa
Meskipun begitu, hanya akan menambah perasaan kesepian

Tapak tangan kecil yang selalu ada disisiku
menepuk pundakku ketika aku sedang terduduk
menolongku dengan kehangatan
yang lebih indah dari hiasan kata-kata yang pernah ada

Ada saat dimana semuanya pernah perjalan dengan baik
Pasti ada saat dimana semuanya tidak berjalan dengan baik
Saat itu orang-orang akan menyadari pentingnya arti kehadiran seseorang,
Untukmu, yang mencintaiku tanpa peduli orang macam apa aku ini
Terima kasih, karena selalu ada di sisiku

Ketika aku berbaring di rumput dan memandangi awan-awan yang mengalir
Aku menemukan kembali hatiku yang damai, meskipun hanya sedikit
Ditempat itu rasanya aku menjadi lebih lembut dari kemarin
Aku disadarkan oleh kenyataan bahwa aku semakin buruk saat ditinggal sendiri
Tapi tetap saja, dari kejauhan aku terpesona oleh keajaiban bunga yang bergoyang
Yang setiap hari seharusnya dilindungi telah mengering
Pada hari yang lalu, aku tidak menyadari masa mudaku karena aku telah berlari melewatinya,
Aku sadar bahwa aku telah melewatkan orang terpenting dalam hidupku
Aku tidak bisa hidup hanya dengan perasaan yang indah
Langit yang dijanjikan telah ternoda
Meskipun di bawah langit transparan seindah itu
Dibawah langit biru aku bersumpah dengan kata "pasti ..."

Aku tidak mampu melepaskan cita-citaku patah dengan tanganku
Aku menoleh ke belakang pada kehidupanku, tetapi
Jika hanya menoleh ke belakang,hanya mendapati hari esok yang menyedihkan
Kita tidak punya pilihan lain kecuali maju ke depan
Demi orang yang dicintai yang ada didepan mata kita

Ringan menyentuh bekas luka yang tak telihat di mataku
Yang disebut tentang tapak tangan lembutmu
Kehadirang orang terpenting disisiku saat ini
Jauh lebih baik dari menerima tepuk tangan dari seluruh di dunia

Hidup dalam hari-hari yangi sibuk dengan keraguan
Saat itu bahkan rasa simpati menjadi tidak bermakna
Sehingga aku tidak meyadarinya setelah kehilangannya lagi*
Untukmu, orang yang mencintai seseorang sepertiku
Aku membuat lagu "terima kasih" ini

Tidak cukup dengan kata-kata,pasti aku tidak akan mampu meraihmu (lagi)
Tidak cukup dengan kata-kata, tapi, tapi
terima kasih...

read more (klik)

Seandainya Cinta Tak Datang Terlambat (Eps Terakhir)

Saat Sandra bergelut dengan nurani dan egonya, terdengar alunan musik Internal Flame. 1 message received terlihat di layar ponselnya. Sandra langsung membuka pesan tersebut. SAN… UDH B’ULANG KALI GW B’USAHA DPT’IN MAF DRI LO, GW MOHON LO DTENG DI TMAN KOTA JAM 7 MLEM NIE. DA SATU HAL YANG MUSTI LO TW TTNG GW –RAKA- satu pesan singkat yang penuh arti buat Sandra.
“siapa yang sms?? Raka iya, bilang apa aja dia? Tanya Tita bertubi-tubi.
“iya… Raka pengen ketemu.” Jawab Sandra singkat.
“kapan…? Dimana…?” Tanya Tita lagi.
“malem nie, di taman kota jam 7. lo yang ngasih nomor gue ke dia iya?” terka Sandra langsung.
“iya!! Habisnya gue nggak tega liat dia panas-panasan nunggu lo. Sekarang mending lo mandi n siap-siap. Liat tuch, udah jam 6 lebih. Ntar telat lagi.” Ajak Tita pada Sandra, dan mendorong Sandra ke kamar mandi.
“iya-iya… tapi coba dech lo baca lagi dech sms dia, ada yang bikin gue bingung.” Sandra masih berkutat dengan arti sms Raka.
“udah!! Dipikir ntar aja, yang penting sekarang lo siap-siap nemuin Raka di taman kota. N inget pesen gue, maafin dia san… okey!!” bujuk Tita lagi.
Jam dinding kamar Sandra sudah menunjukan pukul 7 lebih. Sandra bergegas mengambil kunci mobil kesayangannya dan langsung menuju taman kota dimana dia dan Raka akan bertemu. Akan tetapi 2 jam berselang, Raka tak kunjung datang. Sandra yang mulai bosan memutuskan untuk pulang. Dia merasakan tanda-tanda ketidakseriusan pada diri Raka. Sandra menyesali keputusan bodoh yang sudah dia ambil.
“gimana nge’datenya?” tita berbicara di seberang telepon.
“hiks… hiks…” terdengar tangis Sandra yang tertahan.
“San, koq nangis! kenapa?” tita bingung
“sepertinya keputusan gue nemuin dia malem nie salah Ta, seharusnya gue nggak percaya gitu aja ma ucapan Raka. Dia mank nggak pernah serius ma gue. Dia cuman mempermainkan perasaan gue aja. Udah gue duga sebelumnya, nie semua bakal terjadi sama gue. Dia pikir gue cewek apaan, nungguin cowok di taman sendirian lagi, gue malu Ta!” ucap Sandra dalam tangisnya dan emosi yang tak terkendali.
“maksud lo Raka nggak dateng, dia nggak nepatin janji?” tebak Tita.
“iya, dia nggak dateng!! Bulshit semua omongan dia. Gue capek ngdepin dia, gue nggak tau jalan pikiran dia. Dia udah kecewain gue untuk yang kedua kalinya. Gue nggak akan pernah bisa maafin dia, sampe kapanpun.” Tambah Sandra.
“maafin gue San, seharusnya gue nggak percaya ma ucapan Raka gitu aja n nggak bujuk lo buat nemuin dia malam nie.” ucap Tita penuh penyesalan.
“udah lah Ta, gue yang salah. Gue mank bodoh.” Sandra mulai mengendalikandiri.
“gue bakal bikin perhitungan ma tuch cowok” Tita penuh emosi.
Keesokan harinya, sepulang sekolah. Giliran Sandra yang nungguin Raka. Tetapi tidak membuahkan hasil. Sandra hubungin Ponselnya selalu mailbox. Hal ini membuat Sandra benar-benar geram dengan sikap Raka. Sampai akhirnya Dico menemui Sandra dan memberi tahu kabar yang mengejutkan.
“san, ikut gue!!” ajak Dico pada Sandra secara paksa dengan menarik tangan Sandra.
“apa-apaan nie… lepasin gue!!!” Sandra berontak
“…” Dico tak menjawab dan hanya berusaha menbujuk Sandra agar mau mengikuti kemauannya.
“lo pikir gue apa!! Mana temen lo, udah puas dia permainin perasaan gue!” Sandra berusaha melepaskan diri.
“gue bisa jelasin ntar! Sekarang lo ikut gue!” jelas Dico emosi
Sandra hanya terdiam dan mencoba mengikuti kemauan Dico
30 menit kemudian, sampailah mereka di salah satu Rumah Sakit ternama di Surabaya. Sandra masih bingung dan mencoba memehami maksud dan keinginan Dico. Setelah turun dari mobil, dico terus menggandeng tangan Sandra dan membawanya keruang ICU. Sesampainya di ruangan tersebut, Sandra melihat sosok tubuh lelaki yang tak asing lagi baginya. Dia terlihat lemah dengan mata terpejam seolah-olah dia sedang tertidur pulas. Terlihat pula selang oksigen yang melekat pada hidungnya, menandakan bahwa kondisinya yang buruk. Tidak pernah terlintas di benak Sandra, Raka yang selalu terlihat kuat, terlihat tak berdaya saat ini. Sandra mulai mengatur nafas dan menahan agar air matanya yang hendak jatuh. Sia-sia Sandra menahan semuanya. Air mata Sandra jatuh dari pelupuk matanya yang indah. Sandra mencoba meyakinkan diri jika semua ini hanya mimpi. Tetapi Sandra salah, semua ini adalah kenyataan yang harus diterimanya. Sandra berjalan menghmpiri tubuh yang terkulai lemah itu, duduk disampingnya dan meraih tangan Raka.
“nak Sandra iya…??” Tanya wanita setengah baya yang mencoba terlihat kuat menghampiri Sandra.
“iya tante… saya sandra” jawab sandra dengan tangisnya tertahan.
‘Raka sering cerita tentang kamu.” Lanjut wanita itu yang tidak lain adalah mama Raka.
“cerita apa tante?” Tanya Sandra.
“kamu gadis yang baik, kamu bisa membuat semangat Raka kembali seperti dulu. Dia bertekat akan sembuh dari penyakitnya ini, tetapi Tuhan berkehendak lain. Kemarin malam, saat hendak menemuimu. Kondisinya tiba-tiba memburuk. Dia menyiapkan rangkaian bunga mawar putih untuk Sandra. Tanpa sedikitpun dia memperhatikan kondisinya yang semakin memburuk. Satu hal yang musti Sandra tau, Raka tulus sayang sama Sandra. Tiap malam dia nggak pernah lupa cerita tentang Sandra pada Tante. Sepertinya dia terlahir bukan sebagai orang yang bahagia.”
Mama Raka tak kuasa menahan tangisnya dan tak mampu lagi melanjutkan ceritanya lagi. Mama Raka langsung keluar ruangan ICU. Sandra yang mendengar cerita mama Raka semakin terlarut. Tangisnya tak terkendali. Sandra kembali meraih tangan Raka, dan menggenggamnya erat seolah Raka akan pergi jauh. Sandra menatap wajah pucat Raka dan menundukan kepala. Tanpa sengaja air mata Sandra jatuh tepat di telapak tangan Raka. Sandra berharap Raka mengerti kesedihannya. Tak lama kemudian Raka tersadar.
“sa… Sandra… kenapa nangis?” ucap Raka tertahan.
“ra… raka…!” Sandra terliha kaget mendengar suara yang sangat dikenalnya itu.
“gue nggak pentes buat lo tangisin, gue emang pecundang. Gue nggak bisa bahagiain cewek yang gue sayang.” Raka marah pada dirinya sendiri.
“lo nggak boleh ngomong gitu. Gue bahagia koq. Gue bakal selalu bahagia.” Sandra menangis lagi.
“maafin gue san…” Raka menyesal dan terlihat matanya berkaca-kaca.
“lo nggak pernah salah Ka, gue yang seharusnya dari awal tau semuanya ini. Gue yang seharusnya percaya sama semua ucapan lo” tangisnya tak terbendung.
“satu hal san, gue sayang sama lo, dari dulu, sekarang dan selamanya.” Ucap Raka penuh kejujuran.
“gue tau, gue juga sayang sama lo ka.” Sandra mencium tangan Raka.
“San, gue minta lo tetep ada disini iya. Jangan pernah tinggalin gue sedetikpun.” Pinta Raka.
“pasti ka, gue bakal ad buat lo. Lo pasti kuat!!” Balas Sandra dan menghapus air matanya.
“iya…”
Raka menggenggam erat tangan Sandra, begitu pula sebaliknya. Perlahan Raka mulai terlelap, Raka memejamkan matanya. Sampai akhirnya Sandra menyadari, Raka mengendurkan genggamannya. Terlihat detak jantung Raka mulai tidak stabil. Sandra mulai panik, dan mencoba mencari pertolongan. Sandra memanggi dokter dan perawat yang ada. Dokter langsung bergegas menolong Raka, mengerahkan semua kemampuannya untuk menolong Raka. Kepanikan semakin bermunculan. Terlihat mama Raka yang tak henti-hentinya menangis, begitu pula Sandra. Dico yang mencoba tegar ternyata tak kuasa menahan tangis. Dan… RAKA PUTRA PRAMADYA tertulis pada batu nisan, diatas gundukan tanah yang masih basah dan terlihat bertabur bunga diatasnya. Raka pergi untuk selama-lamanya, meninggalkan kenangan indah yang tak pernah terlupakan. Sandra mencoba kuat menjalani hari-hari yang baru tanpa seorang Raka.
Dear Raka…
Seharusnya dari awal gue percaya sama lo…
Seharusnya dari awal gue nggak ngeraguin cinta lo…
Seharusnya dari awal gue nggak egois…
Seharusnya dari awal gue ada deket lo…
Maaf karna gue udah buat lo menderita…
Maaf karna gue udah buat lo sedih…
Sampe kapan gue bisa hidup tenang tanpa lo…
Sampe kapan gue musti nunggu lo jemput gue…
Tapi gue percaya, suatu saat nanti kita bakal bahagia bersama…
Raka…
Seandainya cinta tak datang terlambat…
Yang selalu mencintaimu
Sandra
 
The End 

Seandainya Cinta Tak Datang Terlambat (Eps 2)

Raka tidak menjawab dan membawa Sandra ke belakang sekolah. Dengan keadaan yang sepi dan kondisi Raka yang terlihat marah, Sandra merasa ketakutan.
“elo lagi, mo lo apa sich…?” Tanya Sandra jutek dan marah.
“oh… ternyata lo masih inget ma gue.” Jawab Raka nggak kalah jutek.
“sorry gue lancang ngajak lo ke sini, jujur gue nggak suka lo jalan sama cowok laen.” Sambung Raka penuh keterusterangan.
“hah, cowok… So what!!! Siapa lo, siapa gue. Inget iya, gue kenal lo juga baru-baru ini. Kita temen enggak, Sodara juga enggak. Apa hak lo ngelarang-ngelarang gue. Minggir!!!” jawab Sandra panjang lebar dengan mendorong tubuh Raka. Akan tetapi, Raka menahan tubuhnya hingga Sandra terpental, dengan sigap raka menarik tangan Sandra kembali dan mencium bibir lembut Sandra. Sandra yang kaget langsung menampar pipi Raka dan mencoba meninggalkan Raka. Akan tetapi, Raka kembali menarik lengan Sandra. Kali ini Raka memeluk tubuh mungil Sandra dan berucap.
“san… gue rela lo tampar atau lo tonjok sekalipun, gue sadar kalo perbuatan gue salah, salah besar malah. Jujur, sejak awal gue ketemu lo, gue ngerasa perasaan aneh yang menghantui gue. Awalnya gue nggak sadar kalo ini cinta, bahkan gue mencoba menghapus pemikiran bahwa perasaan ini cinta. Tapi entah mengapa gue nggak mampu. Bahkan perasaan ini semakin menjadi-jadi. Setelah sekian lama gue baru sadar kalo ini bener-bener cinta sama lo. Gue mulai nggak suka liat lo deket sama cowok laen. Gue sakit hati, gue marah, gue cemburu san. Tapi semua ini kehendak hati gue. Gue nggak mau lo jadi milik orang lain, gue pengen lo jadi milik gue seorang.” Ucap raka penuh kejujuran dan masih memeluk Sandra.
“lepasin gue!! Gue mohon lepasin gue ka…!” pinta Sandra dan berusaha melepaskan pelukan Raka, tanpa sadar Sandra meneteskan air mata. Raka yang tidak tega melihat gadis pujaannya menangis mulai mengendurkan pelukannya.dengan kesempatan ini Sandra berlari meninggalkan Raka.
Setelah insiden itu, Raka menyesali perbuatannya. Dico sohib Raka hanya bisa memberi semangat dan mendukung tindakan Raka. Dico sama sekali tidak menyalahkan tindakan Raka, menurut Dico itu hal wajar yang nggak perlu disesali.
“tenang aja dech bro, lo nggak salah koq. Nggak perlu nyesel sampe segitunya kali.” Ucap Dico setelah mendengar cerita sahabatnya sambil meneguk es jeruk pesanannya di kantin sekolah.
“tapi kan co, gue udah bikin dia nangis, udah bikin dia marah, sampe-sampe dia nampar gue. Pasti gue udah di cap cowok nggak bener sama dia. Gue pecundang co!!” jawab Raka pesimis.
“coba elo lebih sabar dikit n nahan emosi lo. Pasti hal seperti kemaren nggak bakal terjadi.” Dico sedikit menyesal.
“namanya juga penyesalan, pasti datengnya di akhir.” Raka terdiam sejenak.
“aduuuh… gue bingung nie.” Raka mengacak-ngacak rambutnya
“gue saranin, lo cepet-cepet minta maaf ma Sandra, lo tunjukin penyesalan lo ke dia.” Dico memberi saran lagi.
“iya iyalah co, itu pasti. Tapi yang jadi masalah, dia mo maafin gue apa nggak”
“ini ni yang namanya pecundang, lom maju udah mundur duluan. Lo cowok bukan sich, gue jadi ngeraguin lo dech.” Goda dico
“sialan lo” Raka menonjok lengan dico.
“Optimis donk bro. dia pasti maafin lo koq.” Support dico.
Bel pulang sekolah telah berbunyi. Banyak siswa berhamburan keluar kelas. Ada yang berdesak-desakan di parkiran, ada juga yang rela menanti angkot di bawah terik matahari yang menyengat. Berbeda dengan Raka yang menanti Sandra di depan kelas Sandra yang tidak jauh dari kelas Raka. Tak lama berselang Sandra muncul dengan tas warna merah di pundaknya.
“san… tunggu san!! Sandra…” panggil Raka
“…” Sandra hanya diam dan mempercepat langkahnya.
“san, please… dengerin gue ngomong” Raka mencoba meraih tangan Sandra dan mendapatkannya.
“gue tau, gue udah ngelakuin hal bodoh yang bikin lo sakit hati. Tapi gue nggak pernah tau kenapa gue bisa ngelakuin semua nie sama lo. Satu hal yang gue tau, gue sayang sama lo san.” Sambung raka memegang kedua pundak Sandra.
“whatever” jawab Sandra singkat, menyingkirkan kedua tangan Raka dan pergi meninggalkannya.
“san… tunggu!!” Raka mencoba mengejarnya, akan tetapi Sandra berlalu seiring angin yang berhembus siang itu.
Selama beberapa hari ini, usaha raka tidak membuahkan hasil. Sehingga Raka bingung harus melakukan apa lagi untuk menebus kesalahannya. Sepulang sekolah Raka menunggu Sandra di gerbang sekolah. Tetapi kali ini Sandra sudah memperhitungkannya, sehingga dia memutuskan pulang lewat pintu belakang. Raka yang tidak mendapati Sandra keluar dari gerbang sekolah, berpapasan dengan Tita sahabat Sandra. Dan Raka menghampirinya.
“hai…” sapa Raka
“ada perlu apa?” Tanya Tita ketus, setelah tau bahwa cowok yang ada dihadapannya adalah cowok yang baru saja diceritakan Sandra padanya. Cowok yang sudah membuat pikiran sahabatnya kacau.
“ehm… sorry, gue tau lo sahabat Sandra. Lo pasti benci banget sama gue.” Balas Raka merendah.
“so… ngapain lo tetep disini? Mo bikin gue naik darah.” Tita emosi
“Okey!! Gue bakal pergi, tapi gue mohon sampe’in rasa bersalah gue sama dia, permintaan maaf gue buat dia. gue udah kehabisan akal buat dapetin maaf dari dia. Dan yang terpenting, gue nggak pernah bermaksud mempermainkan dia, karna gue sayang ma dia.” Jelas Raka
“Enaugh!! Gue cape’ dengernya.” Respon Tita jutek
“gue mohon, gue pengen dia tau semuanya. Sebelumnya gue nggak pernah punya perasaan aneh ini sama siapapun. Tapi nggak tau kenapa dengan Sandra beda. Gue mohon kasih gue kesempatan, gue janji nggak bakal nyakitin dia” pinta Raka lagi
“mana Ponsel lo” Tita meminta ponsel Raka
“buat apa” Raka bingun
“bawel!! Buruan…”
Dengan sedikit kaget Raka mengeluarkan ponsel dari tas rangselnya dan menyerahkan pada Tita, tampak Tita sedang mengetikkan sesuatu pada ponsel Raka
“nich no ponsel Sandra, hubungin dia!!” Tita menyerahkan kembali Ponsel Raka.
“thanks…” ucap Raka singkat dengan hati lega.
“tapi inget satu hal, kalo gue denger Sandra nangis gara-gara lo lagi. Jangan harap lo bisa lari dari gue” ancam Tita dan langsung meninggalkan Raka.
Setelah mendapat angin segar dari sahabat Sandra, Raka tidak menyia-nyiakannya. Tak henti-hentinya Raka menghubungi Sandra, tapi tidak Sandra hiraukan. Tita nggak tega melihat perjuangan Raka yang sudah susah payah memperoleh maaf dari Sandra. Kini Tita berusaha membujuk sahabatnya itu untuk memaafkan Raka.
“san, udah napa lo hukum si Raka. Lo nggak kasihan ma dia?” pinta Tita hati-hati
“koq lo malah belain dia sich ta, dia dah ngerebut ciuman pertama gue. Ciuman buat cinta sejati gue nantinya. Dan lo juga tau kan dia udah bikin pikiran gue kacau akhir-akhir ini. Dia pikir gue cewek apaan, seenaknya dia perlakuin gue sembarangan” Sandra emosi
“gue ngerti posisi lo sekarang. Namanya juga manusia san, tempatnya salah dan dosa. Apa salahnya sich lo maafin dia. Lo tau kan Tuhan aja bisa maafin umatNya yang punya banyak dosa. Kenapa kita yang hanya makhluk ciptaan Tuhan nggak bisa maafin sesamanya?” Tita memberi pengertian
“tapi kan Ta…” Sandra membela diri
“itu saran gue, mau di terima silahkan. Enggak diterima juga nggak apa-apa” Tita membiarkan Sandra berpikir sejenak
“…” Sandra terdiam, dan terlihat memikirkan sesuatu. Ada sesustu yang mengganjal di benaknya.

To Be Continue